Minggu, 14 Agustus 2011

MESKI PECAHAN, TAPI TETAP AKUR



Meski Pecahan, Tapi tetap Akur

HOCY Bali Barat boleh dibilang punya nyali. Dalam usia yang relative baru, tapi sudah berani mengambil gawe akbar. Jamnas Honda Classic Club Indonesia (HCCI) digelar di bumi makepung. Meski pecahan dari komunitas CB Jembrana, HOCY langsung menunjukkan eksistensinya di komunitas pecinta motor klasik Indonesia.



EKA PRASETYA, Jembrana

HARI masih pagi, namun raungan motor-motor klasik sudah terdengar di kawasan GOR Kresna Jvara. Gelanggang olahraga yang terletak di sisi utara Kota Negara, Jembrana, ini Sabtu, 16 Juli lalu menjadi salah satu titik kumpul para bikers motor klasik dari seluruh Indonesia . Tak hanya motor-motr klasik macam CB saja yang terlihat. Mamun motor- motor yang lebih jadil seperti Honda C90, Honda C 70, Sampai Honda C50 terparkir rapi. Belum lagi motor- motor yang sudah agak modern seperti GL Pro, Mega Pro, sampai Honda Astrea juga nampak di sekeliling fasilitas olahraga yang dibangun tahun 2005 silam. Sabtu pecan lalu , memang ada gawe akbar para bikers dari seluruh Indonesia . Hajatan itu adalah Jamnas Honda Classic Club Indonesia (HCCI) atau ajang kumpul para pecinta motor klasik di Indonesia . tak hanya dari kalangan tuan rumah, bikers dari pulau Sumatra, Kalimantan , Hingga tanah Papua dating menginjakkan kaki di Pulau Dewata. Dibalik Jamnas HCCI itu, ternyata ada satu klub motor yang menggerakkan kegiatan ini. Klub itu adalah HOCY (Honda Owners Community) Bali Barat, Klub yang baru dibentuk pada tahun 2009 lalu ini,sudah berani menyelenggarakan kegiatan akbar yang melibatkan ribuan bikers dari seluruh Indonesia . Adalah Made Leo Agus Jaya yang membidangi lahirnya HOCY Bali Barat. Pria yang kini berusia 43 tahun itulah yang menjadi pelopor berdirinya HOCY dan memimpin HOCY di kawasan Bali Barat sampai saat ini. Rasar bali sempat menemui pria yang akrab disapa Lep ini di GOR Kresna Jvara Sabtu pecan lalu. Dengan mengenakan pakaian adat Bali, Leo dengan lancar menceritakan proses berdirinya HOCY Bali Barat. “Sebenarnya kami ini pecahan dari Klub CB Jembrana. Meskipun pecahan, Kami masih tetap akur kok sama Cb Jembrana,” Kata Leo sambil menghirup kopi susu yang ada di sebelahnya. Semangat terbentuknya klub ini tak lain untuk menhindari terjadinya sekat-sekat atar pecinta motor tua. Jika klub CB Jembrana hanya menerima pra pengendara Cb, maka tidak demikian dengan HOCY Bali Barat. Pengendara motor tua macam C70,C90, Astra 79, Hingga Mega Pro, tetap diakomodir oleh klub ini. Jamnas HCCI pecan lalu, adalah hajatan nasional pertama yang diselenggarakan oleh HOCY Bali Barat. Sedangkan kegiatan lain yang kerap di lakukan oleh HOCY adalah sarasehan, aksi bakti social, dan tentu saja Touring di dalam sampai diluar Bali. “Kami ini hanya paguyuban pecinta motor. Kalau mau dicari untungnya, ya nggak ada untungnya. Paling hanya kami Bantu mencari spare part atau aksesori motor” jelas Leo yang juga Sekretaris Camat Melaya ini


Cari Kepuasan di Motor Tua


BANYAK yang tidak habis piker dengan kegiatan para pecinta motor tua. Umumnya masyarakat geleng-geleng kepala ketika melihat para Bikers yang mayoritas pria, Mengutak – atik motor dengan asyiknya. Untuk soal yang satu ini, Ketua HOCY Bali Barat Made Agus Leo Jaya punya argument sendiri . Ia mengaku memiliki kecintaan dan kepuasan tersendiri saat memelihara motor tua. Apalagi juka berhasil menghidupkan kembali motor tua yang divonis tidak bisa digunakan lagi. “Kenikmatan paling tinggi ketika berhasil menghidupkan motor yang katanya sudah tidak bisa hidup lagi. Apalagi saat berburu kebutuhan ”spare part” dan aksesori motor, itu tantangan tersendiri, ”kata Leo dengan bersemangat. Ayah dua anak ini sengaja memelihara motor Honda klasik. Alasannya, motor Honda lebih mudah untuk dihidupkan kembali.”Mesinnya punya karakter yang sangat mirip. Mesin baru dimodif sedikit, sudah bisa di pakai lagi,”lanjutnya. Untuk masalah motor, Leo sebenarnya masih memiliki keinginan untuk memelihara Honda C50. Namun motor yang satu ini benar-benar sangat langka, dan jarang dijual oleh masyarakat kebanyakan.” Ia menaksir harga untuk motor satu ini mencapai Rp. 20 Juta sampai Rp 25 Juta.”Sekarang susah cari motor itu. Biasanya hanya penghobi saja yang punya,” tandas pria kelahiran Agustus 1967 silam ini. Jawa Pos, Radar Jembrana

2 komentar:

Mbelgedez mengatakan...

Hae Leo.
Guwe punya CB 200 - 1970. Modified, ready for contest.

Email me ; situtausendirilah@yahoo.com

Mbelgedez mengatakan...

Hae Leo.
Guwe punya CB 200 - 1970. Modified, ready for contest.

Email me ; situtausendirilah@yahoo.com

Posting Komentar